BELAJAR DARI MASA LALU
 

BELAJAR DARI MASA LALU

 

Masa lalu dimiliki oleh tuannya masing-masing. Sehingga para tuan harus menyadari setiap yang terjadi di masa lalunya dengan cara belajar dari masa lalu... Sepertinya itu merupakan hal yang tepat.

 

Yuk dukung website ini dengan cara subscribe terlebih dahulu agar penulis makin semangat nulisnya, oh ya jangan lupa juga share artikel ini maupun artikel-artikel sebelumnya ke teman, sahabat, keluarga, dan lainnya, karena satu aksi kalian merupakan hal yang sangat berharga dan sangat berarti bagi penulis. Pastinya, aku ucapkan terima kasih bagi kalian yang mau luangkan waktunya untuk subscribe, baca, dan share artikel-artikel yang ada di website ini, terima kasih banyakkkkk….   



● ● ● ● 

Sepertinya kita tidak pantas untuk menuntut orang lain untuk berlaku sempurna. Kenapa? Karena kesempurnaan itu adalah milik sang pemilik kekuasaan, tidak ada yang lebih pantas menyandang gelar sempurna, selain Allah. Setiap orang punya masa lalunya, apakah itu baik maupun buruk itu tetap menjadi masa lalunya. Namun, dengan belajar dari masa lalu, setiap orang punya masa depannya masing-masing jika digunakan dengan benar dan baik tentunya. 

 

Masa lalu membuat kita belajar bagaimana mengatasi jikalau ada suatu peristiwa atau kejadian yang sama berlaku kembali kepada kita ataupun hal itu terjadi pada orang terdekat kita. Sehingga masa lalu itu bisa menjadi acuan agar tidak jatuh di lubang yang sama. Karena menurutku, Islam sudah menjelaskan secara gamblang mengenai masa lalu agar hal itu menjadi sebuah pembelajaran. Apa buktinya? Kita dapat lihat dalam Al-Qur’an begitu banyak kisah kaum-kaum sebelumnya agar dapat diambil hikmah serta dapat diambil langkah yang lebih baik di saat kita dalam posisi yang sama seperti kaum-kaum sebelumnya. 

 

Akan tetapi, jujur saja sebagai manusia tentunya tetap melakukan kesalahan demi kesalahan, baik itu kesalahan yang berbeda maupun kesalahan yang sama. Sebegitu susahnya belajar dari masa lalu, di saat ditimpa kesusahan dan kesulitan disitulah kita menyadari setiap langkah yang kita ambil selama ini sangatlah menyimpang. Menyesal? Tentu menyesal, tetapi apa yang mau dibuat, untuk mengulang waktu tidak bisa atau memperbaiki kesalahan pada masa lalu juga tidak bisa. Semua kesalahan itu tetap menjadi sebuah kisah di buku kehidupan diri ini. 

 

Setelah kesalahan itu menjadi sebuah kisah di dalam buku kehidupan, maka kita hanya bisa membaca dan mengingat kesalahan itu agar dapat dihindari nantinya. Cukuplah itu menjadi pembelajaran dan mulailah dengan merangkai kisah baru yang baik ke depannya sehingga hidup ini tidaklah dipenuhi dengan rasa penyesalan. Janganlah terus merasa terpuruk dan berhenti di tempat karena jika Allah Ta’ala masih memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri maka perbaikilah diri ini. Allah saja memaafkan kesalahan yang ada, jadi mengapa diri ini tidak memaafkan? Bukankah kita bukanlah siapa-siapa di dunia ini? Harta, keluarga, bahkan nyawa saja milik Allah. Namun, ingat Allah hanya memperbaiki orang yang memiliki niat untuk memperbaiki diri bukan orang yang terus-menerus mengeluh dan tetap tidak menyadari atas kesalahan yang telah dilakukannya selama ini. Sebelumnya, mengenai Allah akan merubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut mau mengubahnya, sudah aku bahas di artikel sebelumnya "Takdir akan menghampiri Tuannya".

 

Teruslah belajar dari masa lalumu hingga kamu bisa menjadi versi yang lebih baik dari kamu yang dulu. Belajar dari masa lalu ini bukan hanya tentang aspek religius seseorang namun semua aspek kita perlu belajar dari masa lalu karena tanpa belajar kita tidak akan tahu mana yang benar dan mana yang salah. Layaknya anak-anak yang melakukan kesalahan, kita juga seperti itu yang akan tetap melakukan kesalahan dan kesilapan, tetapi di sini bukan menormalkan kesalahan-kesalahan namun mengajak untuk menghindari kesalahan yang ada dengan acuan belajar dari masa lalu.  




        

 

 

Setiap orang pasti punya masa lalu, tetapi Allah memberikan kesempatan untuk direnungi dan diperbaiki untuk ke depannya. Karena jika setiap orang punya masa lalu, maka tentunya punya masa depan yang pantas diperjuangkan”.  

- Mulfiya -

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *